MANFAAT ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSEPEKTIF HINDU

  • kuri kuri IAHN Tampung Penyang
Keywords: Ilmu Pengetahuan, Perspektif Hindu

Abstract

Bangsa Indonesia pada umumnya  di era globalisasi memerlukan Ilmu Pengetahuan dan teknologi untuk menunjang kehidupan berbangsa dan negara demi tercapainya kesejahteraan lahir dan batin. Begitu juga umat Hindu khususnya sangat memerlukan ilmu pengetahuan untuk menunjang hidup dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Titib,(1996:248), yang menyatakan bahwa: seseorang dengan memiliki Ilmu Pengetahuan (jnana) akan memperoleh kesejahteraan, ketenangan dan kebahagian. Ilmu pengetahuan memberikan bimbingan, pertimbangan terhadap yang baik dan buruk. Sesuai dengan pendapat tersebut maka sangat jelas bagi kita bahwa ilmu pengetahuan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita serta bagi umat Hindu pada umumnya.  Adapun manfaat ilmu pengetahuan bagi kita sebagai umat Hindu, adalah  (1) Melenyapkan ketidaktahuan/kegelapandan kebodohan (Awidya). Ketidahtahuan kita akan lenyap dengan kita belajar dan berguru atau dengan mengikuti pendidikan baik formal dan nonformal khususnya pendidikan agama Hindu. Agar kebdodohan (Awidya) lenyap, sehingga kita mampu memperoleh kesejahteraan lahir dan batin. (2) Mampu membedakan benar dan salah, baik dan buruk. Setiap manusia pasti mempunyai hati nurani, oleh sebab itu manusia dalam ajaran Hindu mampu  mempertimbangkan apa yang akan diperbuatnya sebelum melakukan pekerjaan. Selain mempunyai hati nurani agama Hindu mempunyai norma atau aturan yang mengikat (Etika)sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan seseorang untuk melaksanakan kehidupan sosial dimasyarakatsehingga mengetahui dan mampu memilah-milah mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk. (3) Mampu melaksanakan ajaran agama dimasyarakat. Menganut agama tertentu secara tradisional tidak berubah-ubah sepanjang hidup seseorang. Relevan dengan Teori Durkheim mengatakan bahwa agama memperkuat ikatan atau solidaritas sosial (Agus,2006:208-209). Menurut Scharf ( 2004: 11), Manusia akan bersama-sama melaksanakan suatu ibadat, dan merasa pelaksanaan ibadat itu sebagai suatu yang amat penting. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka dengan kita menguasi ilmu pengetahuan kita juga sebagai umat Hindu diharapkan mampu melaksanakan kehidupan sosial dimasyarakat dengan beribadah dan melaksanakan ajaran agama (melaksnakan yajna, ritual agama dan melakukan tirtha yatra).

References

Agus, Bustanudin. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia “Pengantar Antropologi Agama.”Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Cudamani, 1990 Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi.
Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mertha, I Nengah. 2009.Menggantang Hidup Di Jaman Kaliyuga.Denpasar: Widya Dharma.
Pendit, Nyoman S. 1996. Bhagavadgita. Jakarta: Hanuman Sakti.
Puja, Gede MA, SH. 1979. Sarasamuscaya. Jakarta: Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Hindu.
Scharf, Betty R. 2004. Sosiologi Agama. Jakarta: Prenada Media.
Tim Penyusun, 1997. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Hanuman Sakti.
Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
_______, dan Sapariani Ni Ketut, 2004. Keutamaan Manusia dan Pendidikan Budhi Pekerti. Surabaya: Paramita.
Wiana, I Ketut. 2000. Arti dan Fungsi Sarana Persembahyangan. Surabaya: Paramita
Published
2016-06-30