MAKNA UPACARA MITONI DALAM TRADISI HINDU JAWA PERSPEKTIP PENDIDIKAN HINDU DI DESA PANGKUH EMPAT KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Abstract
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi upacara mitoni yang ada di masyarakat jawa di kabupaten Pulang Pisau dan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Hindu dalam ritual Mitoni pada masyarakat jawa yang ada di Kabupaten Pulang Pisau. Penelitian ini adalah merupakan penelitian lapangan. Dan menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, penelitian yang menjelaskan realitas yang ada di lapangan kemudian menganalisisnya dengan cara memaparkan atau mendeskripsikan dengan kata- kata atau kalimat.
Hasil penelitian tentang Makna Upacara Mitoni dalam Tradisi Hindu jawa Perspektip Pendidikan Hindu di desa pangkuh empat kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah tersebut diantaranya adalah.1). Siraman. dimaksudkan untuk membersihkan serta menyucikan calon ibu dan bayi yang sedang dikandung, lahir maupun batin. Siraman dilakukan di tempat yang disiapkan secara khusus dan didekor indah. 2). Brojolan. Menggunakan sepasang kelapa gading yang ditato gambar Kamajaya dan Dewi Ratih. 3). Pemakaian busana. Calon ibu dibimbing keruangan lain untuk dikenai busana kain batik atau jarit. Sebelum matahari terbenam, Seluruh rangkaian upacara ini sudah selesai.
Nilai-nilai Perspektip pendidikan Hindu dalam ritual mitoni di masyarakat Hindu jawa yang berada di Pangkuh Empat adalah Bakti. Manusia diajarkan untuk selalu memohon perlindungan pada Tuhan agar diberikan keselamatan untuk anak yang masih ada dalam kandungan. Hal ini adalah perwujudan dari srada dan bakti kepada Tuhan yang maha esa.Mada .Manusia selalu di ingatkan agar tidak sombong, hal ini terbukti adanya permohonan keselamatan kepada Tuhan dan sekaligus menandakan bahwa manusia makhluk yang lemah. Mengundang seluruh tetangga, kerabat, sesepuh maupun tokoh agama dengan harapan mendoakan anak dan ibu yang mengandung. Berarti sudah menjaga tali persaudaraan dan berbuat baik. Hal ini yang selalu Agama Hindu mengajarkan kepada pemeluknya dan mendekatkan tetangga atau saudara yang jarang bertemu karena kesibukan kerja. Pelaksanaan mitoni adalah ketika berkumpul dalam acara tersebut kita akan selalu saling menghargai, tidak membedakan status dan selalu rendah hati antar manusia.
References
Bayuadhy, Gesta. 2015. Tradisi – tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa. Yogyakarta: DIPTA.
Endaswara, Suwardi. 2005. Metode, Teory, Tenik :Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi dan Aplikasi, Yogyakarta: Puskata Widyatama.
Hans J. Daeng. 2008. Manusia Kebudayaan dan Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kamajaya Partokusumo, Karkono 1995. Kebudayaan Jawa, Perpaduanya dengan Islam. Yogyakarta: Adtya Media.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat. 1994. KebudayaanJawa. Jakarta: Gramedia
Mansur. 2004. Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Majid , Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara Yogyakarta : LKiS.
Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Deskriptif. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.Aly, Hery Noer. 2000. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani. Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. Mujib, Abdullah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset..
Pamungkas, Ragil. 2006. Lelaku dan Tirakat Cara Orang Jawa Menggapai Kesempurnaan Hidup. Yogyakarta: Narasi.
Gantiano, Hadianto. 2017 Analisis Dampak Strategi Komunikasi Non Verbal