Filosofi Tirta Sebagai Air Suci Dalam Implementasi Upacara Dewa Yadnya

  • Anak Agung Gede Krisna Paramita

Abstract

Abstrak

Ritual sebagai bukti fisik juga bisa disebut wujud simbolik dilandasi dengan praktik kreasi – kreasi positif yang berdasarkan sastra veda, salah satu ajaran atau sebagai karangka dasar yang disebut tatwa (kebenaran), etika (Prilaku etis), dan upacara (Ritual/ Praktek nyata). menjadikan adanya suatu pengamalan (bukti nyata) yang memiliki demensi  ialah  disebut Yadnya sehingga melahirkan unsur keikhlasan dengan sarana yang terpenting digunakan yakni diebut air suci lumrahnya bernama tirtha. Dalam penelitian ini dapat menemukan secara filosofis tirtha sebagai lambang Pesucian pada upacara Dewa Yadnya memiliki fungsi pada setiap jenis tirta tersebut

References

DAFTAR RUJUKAN
Cundamani, 1990,Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Yayasan Dharma Sarathu.
Gunarta, I Made, 2014, Kearifan Bali bicara melalui tindakan,Gianyar, Yayasan Kryasta Guna.
Kansius. 2003, Telaah Kualitas Air. Anggota IKPI Yogyakarta
Kajeng dkk, I Nyoman. 2009. Saramuscaya Dengan Teks Bahasa Sansekerta Dan Jawa Kuna. Jakarta : Paramita
Nala, I Gusti Ngurah & Wiratmadja, I G.K. Adia, 2012, Murda Agama Hindu, Program Bimbngan Masyarakat Hindu, Upada Sastra.
Pudja, G. 2013, Bhagawad Gita (Pancama Veda),Paramita Surabaya
Putra, I Gusti Agung Mas. 1991. Muspa Dan Pemuspan. Cetakan III
Sudira, I Made. 2006. Tutur Gong Wesi : Paramita Surabaya
Suhardana, 2005. Pedoman Sembahyang Umat Hindu, Surabaya, Paramita.
Surawiri, Unus, 1996. Air Dalam Kehidupan Dan Lingkungan Yang Sehat. Alumni.
Tim Penyusun. 2000. Arti dan Fungsi Sarana Upakara. Denpasar : Milik Pemerintah Propinsi Bali.
Tim Penyusun, 2014, Kamus Bahasa Indonesia Edisi BaruJakarta, Pandom Media Nusantara
Tim Penyusun, 2002.Kamus Istilah Agama Hindu, Pemerintar Prov. Bali
Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Tim Penulis, 2015. Revitalisasi Agama Tirtha Di Bali. Pustaka Ekspres Fakultas Ilmu Agama Dan Kebudayaan UNHI Denpasar.
Wiana, I Ketut. 1999. Arti Dan Fungsi Sarana Persembahyangan. Denpasar : Paramita.
____________.2012.Mengapa Bali Disebut Bali . Denpasar : Paramita
Zoetmulder.P.J, 1995, Kamus Jawa Kuno- Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Umum.
Published
2021-12-31