Pemujaan Sangiang Serri Di Tanah Bugis

  • Ni Wayan Sri Rahayu The Hindu Center Of Indonesia
  • Ni Kadek Tuti Sri Devi The Hindu Center Of Indonesia

Abstract

Pemujaan terhadap Dewi Padi atau Sanghyang Serri sangat terkenal dibeberapa wilayah di Indonesia. Seperti Nyai Pohaci Sanghyang Asri dalam bahasa Sunda, Dewi Sri dalam bahasa Jawa serta Sanghyang Sri dalam bahasa Bali. Pemujaan terhadap Sangyang Serri di Indonesia tidak terlepas dari keberadaan wilayah Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris, begitu pula halnya dengan masyarakat Bugis yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagaimana petani yang terdapat di daerah lain, para petani Bugis juga masih sangat memegang teguh tradisi-tradisi leluhur yang berkaitan dengan aktivitas pertanian. Seperti halnya melakukan upacara adat sebelum memulai aktivitas disawah maupun mencari hari baik untuk terjun kesawah. Hal ini juga tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat Bugis terhadap Sangiang Serri yang dianggap sebagai penentu dari keberhasilan aktivitas pertanian. Dalam Lontara I La Galigo, Sangyang Serri dikatakan sebagai anak dari Bhatara Guru yang dianggap sebagai leluhur masyarakat Bugis dan sekaligus sebagai raja pertama di Kerajaan Luwu. Dalam melakukan pemujaan terhadap Sangiang Serri masyarakat Bugis melakukan suatu upacara yang disebut dengan Mapalili yang disebut sebagai komando turun sawah. Upacara ini dipimpin oleh Pendeta Bugis (Bissu) dan dilaksankaan dengan sangat meriah. Melalui upacara ini masyarakat Bugis meyakini bahwa hasil panen yang mereka peroleh akan berlimpah karena telah direstui oleh Sangiang Serri dan para Dewata.

References

Anwar, Idwar. 2007. Ensiklopedi Kebudayaan Luwu. Komunitas Kampung Sawerigading: Makassar.
Aryadharma, Ni Kadek Surpi. (2016). Hindu di Tanah Bugis: Surabaya: Paramita.
Irwanto, Dhani. 2016. Atlantis: Kota Yang Hilang Ada di Laut Jawa. Bogor. Indonesia: Hydro.
Morris D.F. Van Braam. 2007. Kerajaan Luwu: Catatan Gubernur Celebes 1888, terjemahan H.A.M. Mappasanda. Makassar: toACCAe Publishing.
Naing, N., Hadi, A. K., & Djamereng, A. (2019). Makna Ruang Sakral pada Tata Ruang Dalam Rumah Panggung Tradisional Bugis. Jurnal Permukiman, 14(2), 62-72.
Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Jakarta:Nalar bekerjasama dengan Forum Jakarta Paris, EFEO.
Rahayu, N. W. S. (2020). BHATARA GURU DALAM TRADISI BUGIS KUNO (Perspektif Lontara I La Galigo). Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan Hindu, 11(2), 71-82.
Rahman, Nurhayati. 2006. “Cinta Laut dan Kekuasaan dalam Epos La Galigo: Episode Pelayaran Sawerigading ke Tanah Cina Perspektif Filologi dan Semiotik” Laporan Penelitian Makassar: La Galigo Press.
Untara, I. M. G. S., & Rahayu, N. W. S. (2020). Bissu: Ancient Bugis Priest (Perspective On The Influence Of Hindu Civilization In Bugis Land). Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 4(2), 243-249.
Published
2021-12-31