Upacara Nyambuhul Dalam Masyarakat Hindu Kaharingan di Desa Tumbang Banjang

  • Desembling Desembling Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya
Keywords: Upacara Nyambuhul, Bentuk, Fungsi, dan, Makna

Abstract

Pelaksanaan Upacara Nyambuhul adalah merupakan salah satu jenis upacara manusia yajna yang sering dilaksanakan oleh uamat Hindu Kaharingan di desa Tumbang Banjang Kabupaten Katingan. Upacara ini dilakukan untuk permohonan seseorang yang kurang umur/tapas tehaseng, agar di berikan petuah rejeki, umur panjang, sehat dan bahagia oleh Tuhan Yang Maha Esa/Ranying Hatala. Ini merupaka salah satu bentuk pemujaan yang sering dilakukan oleh umat Hindu Karingan.

Dalam mengkaji fenomena ini dan dampaknya bagi masyarakat. Maka perlu di ketahui,  bentuk, fungsi, dan makna pelaksanaan Upacara Nyambuhul, untuk mengetahui terhadap upacara tersebut, maka akan menyadarkan kepada masyarakat bahwa Upacara Nyambuhul sangat penting dilakukan karena mengandung makna bersifat Religius dengan tradisonal yang kental, juga berpedoman pada ajaran kitab suci Panaturan sebagai landasannya.

Sedangkan secara umum adalah untuk mengetahui bentuk, fungsi, dan makna terhadap nila-nilai luhur yang menjadi latar belakang dalam pelaksanaan Upacara Nyambuhul agar mengetahui dengan jelas tata cara pelaksanaan upacara bagi masyarakat Hindu Kaharingan yang ada di desa Tumbang Banjang Kabupaten Katingan.

Upacara Nyambuhul menurut agama Hindu Kaharingan sudah dilaksanakan sejak Ranying Hatala menciptakan Raja Uju Hakanduang dan langsung berfirman dan memberikan tugas pada mereka diantaranya ke tujuh (7) itu adalah Raja Tutung Tahaseng, bertugas untuk melihat dan memelihara serta mengendalikan napas kehidupan manusia yang kurang, demikian pula jika manusia meminta umur panjang kepadanya dan atas petunjuk Ranying Hatala/Tuhan Yang Maha Esa.

References

DAFTAR PUSTAKA
A’Li,Abd. 2002. Melampaui Dialog Agama. Jakarta: Kompas
Badudu & Zain, 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Djaja Sudharma, T Patimah, 1999. Semantik 2 Pemahaman
Ilmu Makna, Bandung: Rapika Aditama.
Muhadjir, Noeng, 1992, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Surasin.
Rangkap I Nau, 2003 Buku Kandayu (Penuntun Persembayangan) Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan, (MB-AHK) Pusat Palangka Raya.
Sedyawati,Edi. 1993. Pengantar Elemeter Budaya dan Agama. Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soelaeman. M. Munandar, 1986, Ilmu Sosial Dasar dan Konsef Ilmu Sosial. Bandung, Eresco.
Published
2022-06-30