Upacara Aruh Baduduk Pada Masyarakat Hindu Di Desa Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

  • Miko Triansyah IAHN Tampung Penyang Palangka Raya
  • Mitro Mitro Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya
  • Megawati Megawati Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya
Keywords: Aruh Baduduk, Prosesi Upacara, Implikasi, Fenomenologi, Struktural Fungsional, Masyarakat Hindu

Abstract

Upacara Aruh Baduduk merupakan upcara yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Labuhan. Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan berterima kasih kepada Nining Bahatara/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, para leluhur/Iringan Gaduhan yang diyakini telah memberikan kesejahteraan, kesuburan tanah dan keberhasilan panen yang berlimpah, Sebagian masyarakat Hindu ada yang tidak melaksanakan upacara Aruh Baduduk setelah panen dan meninggalkan upacara Aruh Baduduk ini, sehingga masyarakat Hindu ini yang tidak melaksanakan dan meninggalkan upacara Aruh Baduduk ini mendapatkan teguran dari leluhur/Iringan Gaduhan. Bedasarkan latar belakang tersebut, maka Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana Prosesi Upacara Aruh Baduduk 2) Bagaimana Implikasi Upacara Aruh Baduduk, bertujuan untuk: mengetahui Prosesi Upacara Aruh Baduduk dan mengetahui Implikasi Upacara Aruh Baduduk. Teori yang digunakan untuk menganalisis kedua rumusan masalah ini adalah Teori Fenomenalogi untuk rumusan masalah satu yaitu Bagaimana Prosesi Upacara Aruh Baduduk dan Teori Struktural Fungsional untuk rumusan masalah dua yaitu Bagaimana Implikasi Upacara Aruh Baduduk. Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan dengan jenis penelitian kualitatif. Lokasi Penelitian di Desa Labuhan Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dengan sumber data primer dan sumber data sekunder, teknik penentuan informan,teknik pengumpulan data,teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumnetasi, instrumen penelitian,teknik analisis data. Berdasarkan analisis data penelitian ini dapat diketahui bahwa upacara Aruh Baduduk terdiri dari beberapa rangakaian prosesi diantaranya sejarah timbulnya upacara Aruh Baduduk, tahap persiapan, tahap pelaksanaan,waktu dan tempat pelaksanaan, sarana-sarana yang digunakan, upacara Basarah, upacara Barabun, upacara Badarah Hidup, upacara Bamamang dan makna makna dalam upacara aruh baduduk dan implikasi upacara Aruh Baduduk yang dimana upacara ini berdampak pada masyarkat apabila melaksanakannya dan tidak melaksanakan upacara Aruh Baduduk ini.

References

Adiputra, Rudia. 2009. Pengetahuan Dasar Agama Hindu Jakarta: IPEBI-Bank Indonesia

Afifuddin & Saebani, B. A. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung. Cv Pustaka Setia.

Arikunto, S. 2018. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2018.

Azwar, Saifudin 2007. Metode Penelitian, Jakarta: Pustaka Belajar.

Campbell, Tom.1994. Tujuh Teori Sosial:Sketsa, Penilaian, Perbandingan.Yogyakarta: Kanisius.

Collin, Finn. 1997, Social Reality London And New York: Routledge.

Doni, Christiano. 2020. Implementasi Ritual Aruh Piduduk Adat Dayak Di Desa Langkapkecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Balangan. Skripsi. Prodi Pendidikan Agama Fakultas Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

Fajri, Em Zul Dan Senja, Ratu Aprilia, (2008). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta: Difa Publisher.

Hadiwiyono, Harun.1980 Sejarah Perkembangan Filsafat Barat, Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Heriyanto Ruly, 2010, Upacara Badarah Hidup Dalam Aruh Baduduk Pada Masyarakat Hindu Di Desa Labuhan Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Perspektif Pendidikan): STAHN-TP Palangka Raya.

Hartatik, 2020, Dalam Buku Yang Berjudul, Jejak Budaya Dayak Meratus Dalam Perspektif Entorelegi (Hal 68-69).

Koentjaraningrat. 2009, Pengantar Ilmu Antropologi Jakarta: Rineka Cipta.

Maskam, 2022, Dalam Tesis Yang Berjudul “Kajian-Kajian Pendidikan Dalam Ritual Aruh Ganal Bawanang Pada Masyarakat Meratus Di Kecamatan Piani Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan”.

Maswinara. 2008. Bhagawad Gita Dalam Bahasa Sanskerta, Inggris Dan Indonesia, Surabaya: Paramita.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Netra, Oka Gede. 2009. Tantenan Dasar Agama Hinde. Denpasar Dharma Widya. Rustiadi,

Arsyad, S Dan E. 2008. Penyelamat Tanah, Air, Dan Lingkungan.

Subawa, I Gede, Reformasi Retual, Mentradisikan Agama Bukan Mengagamakan Tradisi, Pustaka Bali Post, 2012.

Sugiyono. 2006. Analisis Data. Jakarta. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Rand D. Bandung Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Baru Press.

Surachmad, Winarno. 1993. Dasar-Dasar Dan Teknik Ressearch, Jakarta: Tarsito.

Tim Penyusun. 2013 Swastikarana (Pedoman Ajaran Agama Hindu Dharma) Jakarta: Mabakti.

Waters, Malcolm, 1994, Modern Sociologi Theory .London: Sage Publications.

Yulinda, Liana. (2011). Hubungan Sosial Narapidana Residivis Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Palembang, Hal 24-26.

Zaini Ahmad ,2018. Fungsi & Peran Tari, Simbol & Makna Dalam Upacara Aruh Ganal Di Masyarakat Suku Dayak Meratus Kalimantan Selatan : Universitas Pendidikan Indonesia.

Zaini Ahmad ,2018. Fungsi & Peran Tari, Simbol & Makna Dalam Upacara

Aruh Ganal Di Masyarakat Suku Dayak Meratus Kalimantan Selatan : Universitas Pendidikan Indonesia.

Published
2025-08-07
How to Cite
Triansyah, M., Mitro, M., & Megawati, M. (2025). Upacara Aruh Baduduk Pada Masyarakat Hindu Di Desa Labuhan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. HAPAKAT : Jurnal Hasil Penelitian, 4(1), 81-94. https://doi.org/10.33363/hpkt.v4i1.1549