Gerakan Pemasangan Biopori Untuk Pura Di Denpasar (Gempar) Sebagai Wujud Program Ekoteologi Hindu Versi KMHDI

  • I Dewa Gede Darma Permana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Abstract

Abstract

The problem of waste after Hindu ceremonies in Bali has been highlighted. This made PC KMHDI Denpasar create a work program called "Biopori Installation Movement for Temples in Denpasar" (GEMPAR).  Based on these problems, this research tries to examine more holistically the essence of the presence of GEMPAR as a work program based on Hindu Ecotheology. In order to support the purpose of this research, 3 problem formulations were formulated, including: 1) The nature of biopori as an environmentally friendly technology, 2) Tri Hita Karana as a Hindu Ecotheology guideline, and 3) The essence of the GEMPAR is a form of Hindu Ecotheology program from KMHDI. Through a qualitative type of research method that uses a case study approach, the results of this study describe the results and discussion that: 1) Biopori is an innovative technology that can play a role in ceremonial waste management in the temple environment. 2) Tri Hita Karana is a Hindu Ecotheology guideline that acts as a reference in maintaining harmony between humans with God, humans with fellow humans, and humans with the surrounding environment. 3) GEMPAR is a form of Hindu Ecotheology program from KMHDI which has useful implications for preserving nature and its contents.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Baguna, F. L. et al. (2021). Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai Upaya Edukasi Lingkungan. Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1). 131-136.
Cahyono, Budi. 2011. Ekoteologi dalam Perspektif Ekosentris-Holistik di Indonesia. Tesis. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana.
Effendi, R. dkk. (2018). Pemahaman tentang Lingkungan Berkelanjutan. Jurnal Modul, 18(2). 75-82.
Gaduh, A. W. (2020). Keberadaan Pura Ulun Suwi Subak Tegal pada Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kelurahan Kerobokan Kaja Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung (Kajian Teo-Ekologi Hindu). Jurnal Pangkaja, 23(1). 86-100.
Gaduh, A. W. (2020). Tumpek Bubuh dalam Perspektif Teo-Ekologi Hindu. Sphatika: Jurnal Teologi, 11(2). 154-167.
Gaduh, A. W. dan Harsananda, H. (2021). Teo-Ekologi Hindu dalam Teks Lontar Sri Purana Tattwa. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 4(3). 426-441.
Kompas.com. 2021. Biopori: Definisi, Manfaat dan Cara Pembuatan. https://www.kompas.com/skola/read/2021/06/24/141500769/biopori-definisi-manfaat-dan-cara-pembuatan [Diakses: 18 Desember 2023].
PC KMHDI Denpasar. 2021. Hasil Sabha ke-12 PC KMHDI Denpasar. Denpasar: Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Denpasar.
Peters, Jan Hendrik dan Wardana, Wisnu. 2013. Tri Hita Karana. Jakarta: PT Gramedia Utama.
PP KMHDI. 2022. Buku Pedoman Pelaksanaan Kaderisasi Tahap I (Edisi ke-3). Jakarta: Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia.
PP KMHDI. 2022. Buku Pedoman Pelaksanaan Masa Penerimaan Anggota Baru (Edisi ke-3). Jakarta: Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia.
Radhakrishnan, S. 2008. Upanisad-Upanisad Utama. Surabaya: Paramita.
Tim Dosen Agama Hindu UNUD. 2018. Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi. Denpasar: Udayana University Press.
Titib, I Made. 2003. Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Wardhana, G. S. dan Sudiarawan, K. A. (2021). Pengaturan terkait Pengelolaan Sampah Upakara Yadnya: Pendekatan Perlindungan Lingkungan Hidup Berbasis Tri Hita Karana. Jurnal Kertha Semaya, 9(6). 936-948.
Wijaya, I. M. W. dan Putra, I. K. A. (2021). Potensi Daur Ulang Sampah Upacara Adat di Pulau Bali. Jurnal Ecocentrism, 1(1). 1-8.
Yhani, P. C. C. dan Supastri, M. (2020). Filsafat Tri Hita Karana sebagai Landasan Menuju Harmonisasi dan Hidup Bahagia. Sruti: Jurnal Agama Hindu, 1(1). 36-44.
Published
2024-06-22
How to Cite
Darma Permana, I. D. (2024). Gerakan Pemasangan Biopori Untuk Pura Di Denpasar (Gempar) Sebagai Wujud Program Ekoteologi Hindu Versi KMHDI. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 7(1), 86-102. https://doi.org/10.33363/swjsa.v7i1.1152