Banten Dalam Yadnya Perspektif Teori Komodifikasi

  • Saskia Sabanturi STIKES Eka Harap Palangka Raya

Abstract

Banten dalam masyarakat Hindu di Bali merupakan sarana yadnya (upacara) yang memiliki fungsi penting pada suatu yadnya. Bahkan dapat dinyatakan tanpa banten upacara atau yadnya tidak dapat dilaksanakan. Pentingnya banten dalam upacara membuat adanya transformasi makna banten dewasa ini. Banten pada jaman modern ini tidak saja dimaknai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan yang sacral atau agama tetapi juga dimaknai sebagai suatu peluang usaha atau bernilai ekonomi. Banten dewasa ini telah banyak dijadikan sebagai komoditas yang dapat diperjual belikan. Dengan demikian banten dewasa ini tidak saja sebagai simbol agama tetapi juga simbol ekonomi. Komodifikasi banten terus berlangsungĀ  karena kedua belah pihak pembeli banten dan penjual banten sama-sama merasa diuntungkan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dominic Strinati.2003. Populer Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta: Bintang Budaya
Karnaji. 2010. Pranata Ekonomi. dalam J dwi Narwoko-Bagong Suyanto (Editor). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan edisi ketiga.Jakarta: Prenada Media Group
Sanjaya, Putu.2010. Acara Agama Hindu.Surabaya: Paramita
Surayin, Ida Ayu Putu.2002. Seri II Upacara Yadnya: BAhan dan bahan dan bentuk sesajen.Surabaya: Paramita
Yasraf Amir Piliang.2004. Posrealitas: realitas Kebudayaan Dalam Era Posmetafisika. Yogyakarta: Jalasutra
Wiana, I Ketut. 2006. Sembahyang Menurut Hindu. Surabaya: Paramita
Published
2024-12-31
How to Cite
Sabanturi, S. (2024). Banten Dalam Yadnya Perspektif Teori Komodifikasi. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 7(2). https://doi.org/10.33363/swjsa.v7i2.1371
Section
article