Ahimsa:Nalar Gandhi Tentang Perlawanan

  • Puspo Renan Joyo Institut Agama Hindu Negeri Tampung penyang Palangka Raya

Abstract

Kedamaian adalah dambaan setiap makhluk, tidak hanya bagi umat manusia, tumbuhan dan binatang pun memerlukan kedamaian itu. Sayangnya, harapan itu tidak semudah yang dipikirkan. Thomas Hobbes berasumsi bahwa manusia adalah sebuah mesin anti sosial. Seluruh tindakan manusia mencakup penggabungan rasio dan keinginan dalam bentuk nafsu dan pengelakan. Keinginan memberi tujuan tindakan manusia, rasio mengintimkan sarana untuk mencapai tujuan itu, yang oleh Hobbes disebut ‘kekuasaan’. Oleh karena itu, kehidupan manusia adalah hasrat abadi yang tidak kunjung padam untuk meraih kekuasaan demi kekuasaan dan hanya berhenti ketika kematian tiba. Derasnya hasrat manusia atas banyak hal yang hadir secara alamiah adakalanya tidak sebanding dengan kemampuan pengendaliannya. Akibatnya, ia menjadi bias dan menerabas kaidah-kaidah moral, serta turut andil atas lahirnya kekerasan. Kekerasan adalah pelanggaran terhadap kebutuhan dasar kehidupan manusia. Kabar baiknya, sejarah memberikan catatan bahwa kekerasan dapat dielakkan. Inilah tujuan yang menantang setiap kita untuk memusatkan segenap akal budi, daya cipta, kekuatan jiwa dan badani pada peluang mewujudkan perdamaian. Tulisan ini adalah studi tentang pemikiran Gandhi mengenai tindakan tanpa kekerasan (Ahimsa) yang menawarkan satu gagasan dimana dilema-dilema moral mampu diselesaikan dengan mereduksi begitu banyak luka.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alappatt, Francis.2005. Mahatma Gandhi Prinsip Hidup, Pemikiran Politik dan Konsep Ekonomi , Terjemahan Dari : Francis Alappatt, Welfare” ini The Gandhian Economics ang in The Welfare State, Terj : S. Farida, Nusamedia-Nuansa:Bandung

Berndt, Hagen. 2006. Agama yang Bertindak, Kesaksian Hidup dari Berbagai Tradisi. Yogyakarta:Kanisius

Cambell, Tom. 1981. Seven Theories of Human Society. Oxford:Clarendon Press

Gandhi, MK. 1979. From Yerayda Mandir, terjemahan Gedong Bagoes Oka. Yayasan Bali Santi Sena

__________. 1981. Ashram Observance in Action, terjemahan Gedong Bagoes Oka. Yayasan Bali Santi Sena

__________. 1999. Kepada Mahasiswa dan Generasi Muda Hindu. Denpasar : PT Pustaka Manikgeni

Griffith, R.T.H. 2009. Yajurveda Samhita. Diterjemahkan oleh Dewanto, S.S. Surabaya:Paramita

Kakar, Sudhir. Gandhi Cintaku, Terjemahan Dari : Mira & The Mahatma, Terj : Esti A. Budihabsari, 2005, Qanita : Bandung

Prabhupada, AC Bhaktivedanta Swami. 2006. Bhagavad-gita Menurut Aslinya. Jakarta : Hanuman Sakti, Lisensi The Bhaktivedanta Book Trust International, Inc.

Putra, Ngakan Putu. 2008. Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan Manusia. Jakarta:Media Hindu

Putranto, Hendar & : Mudji Sutrisno. 2005. “Budaya dan Integrasi Sosial, Menelusuri Jejak Karya Talcot Parsons”, dalam buku yang berjudul Teori-Teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Sivananda, Sri Swami. 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita

Suqma, Taufan. Roda Pintal dan Konsep Perjuangan Gandhi (Sebuah Telaah Filsafat Politik). Jurnal Mahasiswa Filsafat. Universitas Gajah Mada

Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran Timur. Jalasutra : Jogjakarta

Teeuw. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya

Titib, I Made. 2003. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya:Paramita

Triguna, I.B. Yudha. (2011). Strategi Hindu. Pustaka Jurnal Keluarga : Jakarta

Wegig, Wahana. (1986). Dimensi Etis Ajaran Gandhi. Yogyakarta : Kanisius

Wisarja, I Ketut. (2007). Gandhi Dan Masyarakat Tanpa Kekerasan. Paramita:Surabaya

Situs Internet :

- www. id.wikipedia.org

- www.pustaka.biografi.blogspot.com

Published
2018-10-07
How to Cite
Joyo, P. (2018). Ahimsa:Nalar Gandhi Tentang Perlawanan. Satya Widya: Jurnal Studi Agama, 1(1), 54-75. https://doi.org/10.33363/swjsa.v1i1.18