Ahimsa:Nalar Gandhi Tentang Perlawanan
Abstract
Kedamaian adalah dambaan setiap makhluk, tidak hanya bagi umat manusia, tumbuhan dan binatang pun memerlukan kedamaian itu. Sayangnya, harapan itu tidak semudah yang dipikirkan. Thomas Hobbes berasumsi bahwa manusia adalah sebuah mesin anti sosial. Seluruh tindakan manusia mencakup penggabungan rasio dan keinginan dalam bentuk nafsu dan pengelakan. Keinginan memberi tujuan tindakan manusia, rasio mengintimkan sarana untuk mencapai tujuan itu, yang oleh Hobbes disebut ‘kekuasaan’. Oleh karena itu, kehidupan manusia adalah hasrat abadi yang tidak kunjung padam untuk meraih kekuasaan demi kekuasaan dan hanya berhenti ketika kematian tiba. Derasnya hasrat manusia atas banyak hal yang hadir secara alamiah adakalanya tidak sebanding dengan kemampuan pengendaliannya. Akibatnya, ia menjadi bias dan menerabas kaidah-kaidah moral, serta turut andil atas lahirnya kekerasan. Kekerasan adalah pelanggaran terhadap kebutuhan dasar kehidupan manusia. Kabar baiknya, sejarah memberikan catatan bahwa kekerasan dapat dielakkan. Inilah tujuan yang menantang setiap kita untuk memusatkan segenap akal budi, daya cipta, kekuatan jiwa dan badani pada peluang mewujudkan perdamaian. Tulisan ini adalah studi tentang pemikiran Gandhi mengenai tindakan tanpa kekerasan (Ahimsa) yang menawarkan satu gagasan dimana dilema-dilema moral mampu diselesaikan dengan mereduksi begitu banyak luka.
Downloads
References
Alappatt, Francis.2005. Mahatma Gandhi Prinsip Hidup, Pemikiran Politik dan Konsep Ekonomi , Terjemahan Dari : Francis Alappatt, Welfare” ini The Gandhian Economics ang in The Welfare State, Terj : S. Farida, Nusamedia-Nuansa:Bandung
Berndt, Hagen. 2006. Agama yang Bertindak, Kesaksian Hidup dari Berbagai Tradisi. Yogyakarta:Kanisius
Cambell, Tom. 1981. Seven Theories of Human Society. Oxford:Clarendon Press
Gandhi, MK. 1979. From Yerayda Mandir, terjemahan Gedong Bagoes Oka. Yayasan Bali Santi Sena
__________. 1981. Ashram Observance in Action, terjemahan Gedong Bagoes Oka. Yayasan Bali Santi Sena
__________. 1999. Kepada Mahasiswa dan Generasi Muda Hindu. Denpasar : PT Pustaka Manikgeni
Griffith, R.T.H. 2009. Yajurveda Samhita. Diterjemahkan oleh Dewanto, S.S. Surabaya:Paramita
Kakar, Sudhir. Gandhi Cintaku, Terjemahan Dari : Mira & The Mahatma, Terj : Esti A. Budihabsari, 2005, Qanita : Bandung
Prabhupada, AC Bhaktivedanta Swami. 2006. Bhagavad-gita Menurut Aslinya. Jakarta : Hanuman Sakti, Lisensi The Bhaktivedanta Book Trust International, Inc.
Putra, Ngakan Putu. 2008. Tuhan Upanisad Menyelamatkan Masa Depan Manusia. Jakarta:Media Hindu
Putranto, Hendar & : Mudji Sutrisno. 2005. “Budaya dan Integrasi Sosial, Menelusuri Jejak Karya Talcot Parsons”, dalam buku yang berjudul Teori-Teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius
Sivananda, Sri Swami. 2003. Intisari Ajaran Hindu. Surabaya : Paramita
Suqma, Taufan. Roda Pintal dan Konsep Perjuangan Gandhi (Sebuah Telaah Filsafat Politik). Jurnal Mahasiswa Filsafat. Universitas Gajah Mada
Takwin, Bagus. Filsafat Timur Sebuah Pengantar Ke Pemikiran-Pemikiran Timur. Jalasutra : Jogjakarta
Teeuw. A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya
Titib, I Made. 2003. Veda Sabda Suci Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya:Paramita
Triguna, I.B. Yudha. (2011). Strategi Hindu. Pustaka Jurnal Keluarga : Jakarta
Wegig, Wahana. (1986). Dimensi Etis Ajaran Gandhi. Yogyakarta : Kanisius
Wisarja, I Ketut. (2007). Gandhi Dan Masyarakat Tanpa Kekerasan. Paramita:Surabaya
Situs Internet :
- www. id.wikipedia.org
- www.pustaka.biografi.blogspot.com
Copyright (c) 2018 Satya Widya Jurnal Studi Agama
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.