Sejarah Produk Hukum terhadap Masyarakat Tionghoa di Indonesia 1619-1959
Abstract
This writing discusses legal products that regulate the Chinese ethnic group in Indonesia. Through historical research, an investigation is conducted into the legal regulations issued by authorities since the VOC period, the Dutch colonial government, and the era of Independent Indonesia. It is understood that the position of the Chinese community in Indonesia has never been clear. By examining the legal regulations issued by these three authorities, it is found that the legal products applied to the Chinese community were built based on economic and political interests. Due to these economic and political interests, the authorities ultimately created legal products that restricted the Chinese community from interacting with other groups in Indonesia and consistently placed them in an unclear position, labeled as foreigners. These legal products influenced social life, putting this community in an ambiguous position.
References
Anderson, Benedict. (2021). “Bahasa Tanpa Nama”, dalam Henri Chambert-Loir (peny.). Sadur: Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia Jilid II. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Blusse, Leonard. (1988). Persekutuan Aneh: Pemukim Cina, Wanita Peranakan, dan Belanda di Batavia VOC. Jakarta: Penerbit Pustaka Azet.
Carey, Peter. (1964). “Changing Perceptions of the Chinese Communities in Central Java, 1755-1825”. Indonesia, 37, 1-47.
Chandra, Elizabeth. (2011). “Fantasizing Chinese/Indonesian Hero: Njoo Cheong Seng and the Gagaklodra Series”. Archipel, 82, 83-113.
Coppel, Charles A. (1994). Tionghoa Indonesia dalam Krisis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Coppel, Charles A. (2003). “Kendala-Kendala Sejarah dalam Penerimaan Etnis Cina di Indonesia yang Multikultural. Antropologi Indonesia, 71, 13-22.
Erkelens, Monique. (2013). “The Decline of the Chinese Council of Batavia: the Loss of Prestige and Authority of the Traditional Elite Amongst the Chinese Community From the End of the Nineteenth Century Until 1942”. Leiden: Leiden University.
Furnivall, J.S. (2009). Hindia Belanda: Studi tentang Ekonomi Majemuk. Jakarta: Freedom Institute.
Gayatri, Irine Hiraswari (ed.). (2018). Tionghoa dan Ke-Indonesia-an: Komunitas Tionghoa di Semarang dan Medan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kuntowijoyo. (2018). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Mandal, Sumit Kumar. (1998). “Orang Asing yang Tidak Asing: Bahasa Pramoedya yang Mengganggu Mengenai Orang Tionghoa di Indonesia”, dalam Pramoedya Ananta Toer. Hoakiau di Indonesia. Jakarta: Garba Budaya.
Remmelink, Willem. (2018). “Pemberontakan Cina dan “Perang Cina”, dalam Anthony Reid (peny.). Sejarah Modern Awal. Jakarta: BAB Publishing Indonesia.
Salmon, Claudine. (2010). Sastra Indonesia Awal: Kontribusi Orang Tionghoa. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Sidharta, Myra. (2004). Biografi Delapan Penulis Peranakan: Dari Penjaja Tekstil Sampai Superwoman. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Sidharta, Myra. (2015). Seribu Senyum dan Setetes Air Mata: Kumpulan Esai Myra Sidharta. Jakarta: Penerbit Kompas.
Stroomberg, J. (2018). Hindia Belanda 1930. Yogyakarta: IRCiSoD.
Suryadinata, Leo. (1994). Politik Tionghoa Peranakan di Jawa 1917-1942. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suryadinata, Leo. (2003). “Kebijakan Negara Indonesia terhadap Etnik Tionghoa: dari Asimilasi ke Multikulturalisme?”. Antropologi Indonesia, 71, 1-12.
Suryadinata, Leo. (2010). Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia: Sebuah Bunga Rampai 1965-2008. Jakarta: Penerbit Kompas.
Tarupay, Heri Kusuma. (2012). “Sejarah Sekolah Cina di Makassar 1908-1966: Proses Pembentukan Identitas Orang Cina”. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Tjoe Bou San. (1921). Pergerakan Tionghoa di Hindia Olanda dan Mr. P.H. Fromberg Sr. Batavia: Drukkerij Sin Po.
Toer, Pramoedya Ananta. (1998). Hoakiau di Indonesia. Jakarta: Garba Budaya.
William, Lea E. (1959). Overseas Chinese Nationalisme: The Genesis of the Pan-Chinese Movement in Indonesia, 1900-1916. Illinois: The Free Press.
Zhou, Taomo. (2019). Revolusi, Diplomasi, Diaspora: Indonesia, Tiongkok dan Etnik Tionghoa, 1945-1967. Jakarta: Penerbit Kompas.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1959 tentang Larangan Bagi Usaha Perdagangan Kecil Dan Eceran Yang Bersifat Asing Diluar Ibu Kota Daerah Swatantra Tingkat I dan II serta Karesidenan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarga-Negaraan Republik Indonesia