Identifikasi Nilai Kosmologi Hindu Pada Bentuk Rumah Tradisional Bugis

  • Edy Semara Putra STAH Dharma Sentana
Kata Kunci: Cosmology, House, Bugis, Hinduism

Abstrak

Rumah tradisional Bugis sebagai salah satu hasil kebudayaan peradaban tinggi merupakan produk pandangan kosmologi masyarakat Bugis mengenai falsafah kehidupan guna mendapatkan keselarasan hidup dengan alam. Sistem kepercayaan masyarakat Bugis pra-Islam dianggap memiliki keterkaitan dengan agama Hindu. Hal tersebut tergambar pada kepercayaan terhadap Dewata atau Dewatae, yaitu sesuatu yang dianggap maha kuasa, pencipta alam, menentukan nasib manusia, menyuburkan tanah, dan lain-lain. Hubungan relasi antara kepercayaan masyarakat Bugis pra-Islam dengan agama Hindu ditelusuri dari identifikasi nilai kosmologi pada bentuk arsitektur rumah tradisional Bugis.  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori identifikasi dari Burke digunakan untuk menelusuri bentuk, makna dan nilai kosmologi Hindu pada bentuk arsitektur rumah tradisional Bugis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rumah tradisional Bugis memiliki bentuk struktur yang terbagi atas tiga tingkatan, yaitu: bagian atas rumah (Rakkeang) memiliki makna dunia atas (Botting Langi’); bagian badan rumah (Alle Bola) memiliki makna dunia tengah (Ale Kawa); dan bagian bawah rumah memiliki makna dunia bawah (Uri Liyu). Identifikasi kosmologi Hindu pada bentuk rumah tradisional Bugis menunjukkan adanya korelasi antara kepercayaan Bugis pra-Islam dengan konsep kosmologi Hindu. Hal tersebut ditunjukkan dari konsep kosmologi yang membagi alam semesta ke dalam tiga tingkatan, yaitu: dunia atas (dunia para dewa), dunia tengah (dunia manusia), dan dunia bawah (dunia gaib). Selain itu, konsep penyusun materi tubuh manusia juga memiliki kesamaan, yaitu tanah, air, api, dan udara. Konsep kosmologi tersebut juga menjadi acuan atau dasar bagi masyarakat Bugis maupun masyarakat Hindu khususnya Bali dalam membangun rumah sebagai tempat tinggal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustina, Stephani. (2014). Proses Identifikasi Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang (Studi Kualitatif Tentang Upaya Penerimaan Publik Dengan Pendekatan Dramatisme Kenneth Burke). Jurnal Ilmu Komunikasi. Hal 1-15.
Alimuddin, Aris. (2020). Sinkretisme Arsitektur Bugis pada Towani Tolotang dan Tolotang Benteng di Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan. Disertasi, Makassar: Universitas Hasanuddin.
Bandem, I Made dan Frederik Eugene deBoer. (2004). Kaja dan Klod Tarian Bali dalam Transisi. Terjemahan. Jogjakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia.
Budihardjo, E. (1986). Architectural Conservation in Bali. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Donder, I K. (2007). Viratvidya: Kosmologi Hindu, Penciptaan, Pemeliharaan, dan Peleburan, Serta Penciptaan Kembali Alam Semesta. Surabaya: Paramita.
Dwijendra, Ngakan Acwin. (2008). Arsitektur Bangunan Suci Hindu. Denpasar: Udayana University Press.
Hastangka. (2014). Dimensi Kosmologi Gedung Pusat (Balairung) Universitas Gadjah Mada. Jurnal Filsafat, Volume 24 No 1 (hlm. 36-57). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hatta, Asta Juliarman dan Iwan Sudradjat (2019). Peran Sanro Bola Dalam Tradisi Membangun Rumah Tradisional Bugis di Kabupaten Soppeng. Arteks: Jurnal Arsitektur, Volume 5 Volume 1 (hlm. 63-72). Kupang: Universitas Katolik Widya Mandira.
Idawarni. (2011). Penentuan Arah dan Letak Pemukiman dan Rumah Tinggal Kaitannya dengan Kosmologi, Studi Kasus: Kampung Kanarea, Kecamatan Bajeng Gowa Sulawesi Selatan. Local Wisdom-Jurnal Ilmiah Online, Volume III No 1 (hlm. 09-18).
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Laente, Hendra. 2019. Makna dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Arsitektur Rumah Tradisional Bugis (Bola). Jurnal Imaji, Volume 17 No 1 (hlm. 51-56). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Machmud, Muslimin. (2013). Kepercayaan Orang Bugis Daripada Animisme ke Islam. Dalam: Abdul Latiff Abu Bakar (editor). Bugis Dalam Peradaban Melayu. Tajong Malim: Universiti Pendidikan Sultan Idris.
Mulyadi, Ady. (1997). Asrama Pelajar dan Mahasiswa Sulawesi Selatan di Yogyakarta. Skripsi, Yogyakarta: UII Yogyakarta.
Octavia, Sari dan Yashinta I. P Hematang. (2017). Adaptasi Bentuk dan Fungsi Arsitektur Rumah Tradisional Bugis-Makassar di Kampung Kumbe, Merauke. Jurnal Ilmiah Mustek Anim, Volume 6 No 3 (hlm. 286-298). Merauke: Universitas Musamus Merauke.
Parbasana, I Nyoman. (2009). Panca Sradha, Sebagai Dasar Kepercayaan yang Universal. Denpasar: Widya Dharma.
Rahayu, Ni Wayan Sri. (2020). Bhatara Guru Dalam Tradisi Bugis Kuno (Perspektif Lontara I La Galigo. Widya Genitri, Volume 11 No 2 (hlm. 71-82). Palu: STAH Dharma Sentana.
Ridhwan. (2018). Kepercayaan Masyarakat Bugis Pra Islam. Ekspose, Volume 17 No 1 (hlm. 481-498). Bone: IAIN Bone.
Rosiliwati, Hana. (2019). Penerapan Tatanan Massa Rumah Tradisional Bali dalam Rancangan Rumah Etnis Jawa-Manado di Surabaya. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, Volume 6 No 1 (hlm. 42-52). Tanjungpura: Universitas Tanjungpura.
Shima, Nadji Palemmui, at al. (2006). Arsitektur Rumah Tradisional Bugis. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Surpi, Ni Kadek. (2013). Sejarah, Kebertahanan dan Konsep Teologi di Tanah Bugis. Hasil Penelitian. Denpasar: IHDN
Ternyata Begini Keunikan Rumah Adat Suku Bugis. 1 Februari 2020. Fajar Pendidikan. Web. 9 Agustus 2021. fajarpendidikan.co.id/ternyata-begini-keunikan-rumah-adat-suku-bugis/.
Yunus, Pangeran Paita. (2012). Makna Simbol Bentuk dan Seni Hias Pada Rumah Bugis Sulawesi Selatan. Jurnal Seni & Budaya Panggung, Volume 22 No 3 (hlm. 267-282). Bandung: ISBI Bandung.
Diterbitkan
2022-10-31
How to Cite
Putra, E. (2022). Identifikasi Nilai Kosmologi Hindu Pada Bentuk Rumah Tradisional Bugis. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama Dan Budaya Hindu, 13(2), 1-20. https://doi.org/10.33363/ba.v13i2.858